Monday, June 11, 2012

Dua Puisi dari Masa lalu

Laut Terbakar

Tsunami
tak mampu sadarkan jiwa-jiwa
sepanjang Aceh
Laut terbakar di barak-barak pengungsian
luka-luka kaujadikan hadiah
kado 26 desember 2004


Kau kehilangan muka
kemanakah imanmu
Kau sia-siakan laut panas berduri
Kau tak punya malu

Februari 2008
Niatnya, puisi ini saya buat untuk ikutan kontes mading waktu masih SMP. Tapi nggak jadi. 

Ujian Membiusku

Pagi yang kaku
Dalam pola pikir yang membeku
Bersimpuh di hadapan deretan soal yang gagu

Aku membisu
Hanya keringat dingin yang bertalu
Menukik irama jantung yang berdetak tak tentu

Wajahku pilu
Menutup masa dalam hitungan waktu
Sia-sia rentang masa belajar yang telah berlalu


Desember 2010

Puisi ini pernah saya baca di depan kelas pas kelas satu SMA. Untuk nilai bahasa Indonesia. Tentunya tanpa mimik dan intonasi yang menjiwai. Untungnya cukup menghibur, buktinya banyak yang tertawa. 

0 komentar:

Post a Comment

Bagi Pembaca yg tidak memiliki Google Account (bukan blogger), bisa anda gunakan format Name/Url. Masukkan nama anda di kolom Name dan masukkan url home Facebook atau TL twitter anda di kolom Url. Terima Kasih.